Cari Blog Ini

Selasa, 17 Februari 2009

Berbagai macam kosmetika produk dalam negeri maupun Impor semakin ganas membanjiri pasaran sejak dasawarsa 1970 an. Kosmetika tersebut dikemas dalam kemasan yang cantik, harga yang tinggi dan disertai promosi yang menarik dan penuh janji - janji. Kesenangan wanita Indonesia memakai kosmetika serta kurangnya pengetahuan dan kesadaran mereka sebagai konsumen kosmetika akan makna, faedah dan efek samping suatu jenis kosmetika suatu jenis kosmetika, rupanya menjadi ladang empuk bagi produsen dan para distributor kosmetika. Tidak sedikit wanita Indonesia yang terpikat oleh promosi yang penuh dengan janji - janji itu dan kemudian membeli serta memakai kosmetika tersebut, sehingga sering terjadi bila pada mulanya mereka memakai kosmetika dengan maksud mempercantik diri, tetapi hasil yang diperoleh malahan sebaliknya. Karena beberapa waktu setelah memakai kosmetika itu timbul gatal - gatal, kemerahan, bintik - bintik, bahkan terkelupas atau melepuh.

Terjadinya kelainan kulit pada wanita tersebut disebabkan karena kesalahan pemilihan dan pemakaian kosmetika. Hal ini terjadi karena iklan yang berlebihan, yang mungkin tidak benar, sedangkan pengetahuan konsumen akan kosmetika sangat kurang disamping mutu kosmetika itu sendiri tidak baik.

Pada umumnya wanita memilih kosmetika berdasarkan harga kosmetika tersebut yang mahal, bentuk dan kemasannya yang cantik, serta pendapat bahwa kosmetika impor pasti aman untuk dipakai. Akan tetapi bisa juga sebaliknya, asalkan harganya murah dan bisa memakai kosmetika. Mereka ini umumnya tidak menyadari apa sebenarnya kosmetika itu, apakah kosmetika itu selalu aman untuk dipakai dan mengapa kosmetika dapat merusak kulit.
Sebenarnya, dalam memilih kosmetika, adalah bukan hanya sekedar mampu membeli dan memakainya, tetapi harus juga memperhatikan bahwa kosmetika itu aman dan sesuai dengan kulit kita. Dengan bertambah banyak kosmetika yang beredar dipasaran Indonesia, lokal maupun impor, dimana yang terdaftar saja di Direktorat Pengawasan Kosmetika. Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Departemen Kesehatan sampai tahun 1985 sudah sekitar 10.000 jenis kosmetika lokal dan 3.000 jenis kosmetika impor, maka makin bertambah banyak dan nyata kelainan kulit karena kesalahan penggunaan kosmetika.

Dr. Retno I. S. Tranggono, seorang wanita Indonesia, Dokter Ahli kulit dan Ahli Teknologi kosmetika terkemuka yang pernah menjabat sebagai staf ahli dalam panitia Monitoring Efek Samping Kosmetika, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan, Cepat tanggap menghadapi keadaan yang merisaukan itu. Keinginan menanggulangi, paling sedikit membatasi jatuhnya korban yang lebih banyak, mendorong Dr. Retno I. S. Tranggono melakukan penelitian untuk mengetahui dimana letak kesalahan sehingga timbul kerusakan kulit pada wanita Indonesia itu.

Pengalaman yang sangat berharga dalam praktek beliau sehari - hari yang banyak menemukan kesalahan dalam pemakaian kosmetika serta keluhan konsumen dialamatkan kepada Yayasan Lembaga Konsumen maupun berbagai media massa, membuat beliau lebih prihatin dan lebih giat mengadakan penelitian untuk dapat berbuat yang terbaik dan mempersembahkan sesuatu yang dapat menolong wanita dan bangsa Indonesia.

Ternyata untuk daerah tropis atau daerah beriklim panas, dimana kita hidup sebagai orang Indonesia yang mempuyai kulit warna coklat ( ras Oriental ) pengaruh lingkungan tropis terhadap kulit lebih besar dari pada misalnya dengan orang kulit putih ( ras Kaukasia ) yang hidup beriklim dingin.

Oleh karena itu, pemeliharaan dan perawatan kulit didaerah iklim dingin belum tentu sesuai untuk kulit daerah beriklim panas, sehingga perlu adanya kosmetika dan cara perawatan kulit yang tepat dan benar untuk daerah tropis dan yang sesuai untuk kulit yang berwarna coklat ini.

Serangkaian penelitian yang dimulai pada tahun 1968 oleh Dr. Retno I. S. Tranggono bersama beberapa sarjana Farmasi, Kimia dan Biologi, berusaha untuk menciptakan kosmetika yang tepat untuk kulit bangsa Indonesia atau bangsa - bangsa lain yang tinggal didaerah tropis. Penelitian ini mendapat dorongan semangat dari suaminya yang mendampinginya dengan setia, Dr. Suharto Tranggono, seorang psikiater yang tidak saja mendukung secara moril, tetapi juga ikut bersama - sama mengembangkan hasil penelitian itu.

Akhirnya, setelah melalui penelitian yang panjang, pada tahun 1981 Dr. Retno. I. S. Tranggono dengan mantap mempersembahkan kepada wanita dan bangsa Indonesia seperangkat kosmetika yang diberi nama Ristra Cosmedics.

Mulai saat itulah produksinya tidak hanya dipakai sendiri dalam praktek untuk pasiennya, akan tetapi juga semakin banyak digunakan oleh para dokter ahli kulit lainya diseluruh Indonesia.